.........السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ.........

.........السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ.........

08/10/2015

Doa khutbah jumaat yang kedua








Ketahuilah bahwa mengangkat kedua tangan ketika khatib berdo’a dalam khutbah jum’atnya adalah sesuatu yang tidak disyari’atkan. Baik  bagi khatib ataupun jemaah. Kerana ada keterangan dari Ammarah bin Ruaibah, bahwa dia telah melihat Bisyr bin Marwan mengangkat kedua tangannya di atas mimbar. Lalu Ammarah berkata : ” Semoga Allah menghodohkan kedua tangan itu, sesungguhnya saya telah melihat Rasulullah ketika berdo’a selalu dengan tangannya, begini.” Yaitu dengan mengisyaratkan jari telunjuknya. Dalam riwayat yang lain disebutkan, “Pada hari Jum’at.” (HR Muslim no.874).

An Nawaawi berkata : “Dalam hadits itu ada penjelasan bahwa sunnah adalah tidak mengangkat kedua tangannya ketika berkhutbah. Ini adalah pendapat Imam Malik, sahabat-sahabatnya, dan selain mereka. Al Qadhi menceritakan dari beberapa orang terdahulu dan dari sebahagian pengikut Imam Malik, bahwa mengangkat tangan adalah boleh, dengan dalil karena nabi pernah mengangkat kedua tangannya dalam khutbah Jum’at ketika meminta turun hujan. Tapi pendapat ini dijawab oleh pendapat yang mengatakan tidak boleh, kerna baginda mengangkat kedua tangan karena adanya sebuah alasan. ” (Syarah Muslim oleh An Nawawi 5/411).

Namun sunat bagi jemaah untuk meng ameen kan bacaan doa khatib pada khutbah yang kedua tanpa mengangkat tangan.


07/10/2015

FIQH: BOLEHKAH QODHO' PUASA UNTUK ARWAH?

gambar hiasan, tiada kaitan dlm artikal ini. :)

Terdapat ulama’ berpendapat tidak wajib bagi wali (waris si mati) menggantikan puasa orang yang telah meninggal dunia. Imam Malik, imam Abu Hanifah dan juga Imam asy-Syafii menurut qual jadid (berpendapat yang kukuh) berpandangan tidak perlu dipuasakan untuk si mati.

Pendapat yang menyatakan tidak wajib berpuasa bagi menggantikan puasa si mati berasaskan kepada hadis daripada ibn Abbas r.a yang diriwayatkan oleh an-Nasa’I,
“tidak perlu seseorang solatkan untuk seseorang dan tidak perlu seseorang puasakan untuk seseorang”
Namun demikian, terdapat juga hadis lain yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim menyatakan waris si mati perlu berpuasa bagi mengantikan puasa orang yang telah meninggal dunia. Rasulullah saw bersabda:
“ siapa yang mati padahal ia ada berhutang puasa (puasa bulan Ramadhan atau puasa nazar yang ditinggalkan yang tidak sempat melaksanakan) maka walinya puasakan untuknya.”
Hadis ini sebenarnya adalah lebih sahih untuk dijadikan pegangan hukum. Oleh sebab itu, ada ulama dan fuqaha mengambil kesimpulan berdasarkan hadis ini bahawa sunat hukumnya bagi si wali mengantikan puasa si mati. Puasa yang ditinggalkan itu dikira sebagai hutang dengan Allah swt.

Itu pun terserahlah kepada waris tersebut sekiranya ia mahu melakukannya. Bagi puasa nazar (bukan puasa Ramadhan), pendapat ulama menghukumkan wajib diganti oleh waris si mati puasa yang tidak sempat dilaksanakan oleh si mati itu.

Sekian Wallahu’alam

Semoga bermanfaat semua. :)